LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN
LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN
Oleh: Fina Mawahib
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat
dengan kehidupan sehari-hari. Sebab, sebagian besar aktifitas manusia dilakukan
secara kelompok. Sedangkan jika dikaitkan dengan pendidikan, maka terlebih
dahulu mengerti apa yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri. Menurut Dewey,
tujuan pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh
peserta didik sehingga dapat berfungsi secara individual dan berfungsi sebagai
anggota masyarakat melalui penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang
bersifat aktif, ilmiah, dan memasyarakat serta berdasarkan kehidupan nyata yang
dapat mengembangkan jiwa, pengetahuan, rasa tanggung jawab, keterampilan,
kemauan, dan kehalusan budi pekerti.[1] Berbicara
tentang landasan sosial budaya dalam pendidikan, maka ada beberapa hal yang
perlu dibahas, yaitu: (1) sosiologi dan pendidikan, (2) kebudayaan dan
pendidikan.
1.
Sosiologi
dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Sosiologi sangat dibutuhkan
dalam dunia pendidikan, mengingat subjek pendidikan adalah manusia yang
memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan yang dapat dikembangkan
sesuai potensinya.[2]
Dengan sosiologi, maka diharapkan pendidikan mampu melahirkan individu yang
dapat berbaur dan bekerja sama dalam masyarakat serta dapat menyelesaikan
masalah-masalah sosial yang terjadi di kehidupan masyarakat.
Pendidikan yang diinginkan masyarakat adalah proses pendidikan yang
bisa mempertahankan dan meningkatkan keselaraasan hidup dalam pergaulan
manusia. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan
sosiologi. Konsep atau teori sosiologi memberikan petunjuk tentang bagaimana
seharusnya seorang guru membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan
hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab sesama teman.[3]
Wujud dari sosiologi dalam pendidikan adalah tentang konsep proses
sosial. Proses sosial merupakan suatu cara berhubungan antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang dapat
menciptakan hubungan tertentu diantara mereka.
Interaki dan proses sosial dapat terjadi sebagai akibat dari salah
satu atau gabungan dari faktor-faktor berikut:[4]
a.
Imitasi
Imitasi
atau peniruan bisa bersifat positif dan negatif.
b.
Sugesti
Sugesti
akan terjadi jika seseorang menerima atau tertarik pada pandangan sikap orang
lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas.
c.
Identifikasi
Seorang
anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi yang mencoba
menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar maupun di bawah sadar.
d.
Simpati
Simpati
akan terjadi ketika seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
2.
Kebudayaan
dan Pendidikan
Kebudayaan adalah cara hidup yang diciptakan oleh manusia sesuai
dengan perkembangan kondisi mereka di kehidupan masyarakat. Posisi pendidikan
dengan kebudayaan merupakan tata hubungan yang saling mempengaruhi (reciprocal
relationship); atau pendidikan merupakan variable yang mendorong terjadinya
perubahan kebudayaan di dalam tata hubungan asimetris dimana satu variable
mempengaruhi variable yang lainnya.[5]
Kebudayaan dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Bila kebudayaan
berubah maka pendidikan akan berubah. Jika pendidikan berubah maka akan bisa
merubah kebudayaan. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam memperthankan kebudayaan yang baik dan merubah kebudayaan yang
buruk.
Menurut Kneller ada tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayan,
yaitu:[6]
1.
Originasi,
yaitu sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru. Hasil penemuan ini akan
menggeser atau memperbarui yang lama.
2.
Difusi,
yaitu Pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen budaya yang
baru ke dalam budaya yang lama.
3.
Reinterpretasi,
adalah perubahan-perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi
elemen-elemen kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memenuhi
unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Ada beberapa unsur yang harus ada
dalam pendidikan agar mampu mencetak generasi yang berkebudayaan baik dan maju.
Seperti kejujuran, politik demokratis, individu yang mempunyai keterampilan
agar siap untuk bekerja , individu yang mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta individu yang taat beragama namun tetap toleransi terhadap
orang lain.
REFERENSI
Soekarjo, M. Landasan pendidika. (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA. 2010)
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembngkan Profesionalisme
Guru. (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA. 2012)
Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013)
Supriyoko. Sistem
Pendidikan Nasional dan Peran Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan, http://www.lfip.org/english/pdf/bali-seminar/Sistim%20Pendidikan%20Nasional%20-%20ki%20supriyono.pdf
[1] M. Soekarjo, Landasan
pendidikan, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2010), h. 14
[2] Dr. Rusman, Model-Model
Pembelajaran Mengembngkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012), h. 20
[3] Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 154
[4] Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013)PP, h. 155-156
[5] Prof. DR. KI
Supriyoko, M. Pd, Sistem Pendidikan Nasional dan Peran Budaya dalam
Pembangunan Berkelanjutan, http://www.lfip.org/english/pdf/bali-seminar/Sistim%20Pendidikan%20Nasional%20-%20ki%20supriyono.pdf
[6] Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 170-171
Komentar
Posting Komentar